Amarah
Amarah
Dimana engkau?
Batang hidungmu tak kulihat
Belaian tanganmu tak kurasa
Seminggu
Sebulan
Setahun
bahkan bertahun-tahun kau tak tampak
Amarah
Jalan sudah kususuri namun tak kucium aroma tubuhmu
Hati lelah duduk di depan pintu
Melamun terbayang raut wajahmu
Setelah tujuh purnama berlalu
Kudengar suara langkah terpatah-patah
Hela nafas tersengah-sengah
Bayangan hitam berjalan mendekatiku
Kukira itu hantu
Namun aku salah
Ternyata itu dirimu
Kau langsung mendekapku
Kasih
Aku pulang
Aku datang
Sungguh aku merindumu
Bisikan mesra yang slalu ku rindu
Kini ku dengar kembali
Betapa senang hatiku
Bagai turun panas demamku
Amarah
Aku juga sangat merindumu
Setiap aku bertemu malam
Aku seperti melihatmu
Sungguh tiada hari tanpa memikirkanmu
Tiada waktu tanpa menantimu
Amarah yang slalu ku rindu
Kembali dengan sejuta kalbu
Komentar
Posting Komentar