Puisi Balada

 Amarah

Amarah

Dimana engkau? 

Batang hidungmu tak kulihat

Belaian tanganmu tak kurasa 


Seminggu

Sebulan

Setahun 

bahkan bertahun-tahun kau tak tampak


Amarah 

Jalan sudah kususuri namun tak kucium aroma tubuhmu

Hati lelah duduk di depan pintu 

Melamun terbayang raut wajahmu 


Setelah tujuh purnama berlalu 

Kudengar suara langkah terpatah-patah 

Hela nafas tersengah-sengah

Bayangan hitam berjalan mendekatiku 


Kukira itu hantu

Namun aku salah 

Ternyata itu dirimu 

Kau langsung mendekapku 


Kasih 

Aku pulang

Aku datang 

Sungguh aku merindumu


Bisikan mesra yang slalu ku rindu 

Kini ku dengar kembali

Betapa senang hatiku 

Bagai turun panas demamku


Amarah 

Aku juga sangat merindumu

Setiap aku bertemu malam 

Aku seperti melihatmu


Sungguh tiada hari tanpa memikirkanmu 

Tiada waktu tanpa menantimu 

Amarah yang slalu ku rindu 

Kembali dengan sejuta kalbu

Komentar