Kritik dan Esai Cerpen “Sulastri dan Empat Lelaki” Karya M. Shoim Anwar

 


Kritik dan Esai Cerpen “Sulastri dan Empat Lelaki”

Cerpen dengan judul “Sulastri dan Empat Lelaki” merupakan salah satu karya M. Shoim Anwar, beliau merupakan seorang penulis sekaligus dosen salah satu universitas di Surabaya. m. Shoim Anwar lahir di Desa Sampong Dukuh, Jombang Provinsi Jawa Timur. Beliau telah banyak menulis karya berupa cerpen, novel, esai dan puisi yang sudah diterbitkan di berbagai media. Cerpen-cerpen yang dimuatdalam antologi berbahasa Indonesia, Inggris, dan Prancis. Kumpulan yang telah terbit adalah oknum tahun 1992, musyawarah para bajingan tahun 1993, perempuan terakhir tahun 2004, asap rokok di jilbab santi tahun 2010, kutunggu di jarwal tahun 2014, dan masih banyak yang lainnya. Sedangkan novel yang telah dipublikasikan yaitu meniti kereta waktu tahun 1999, serta Elies tahun 2006, sastra lama tahun 2013, sastra yang menuntut perubahan tahun 2015 dan masih banyak lagi yang lainnya. 

Dalam cerpen yang berjudul “Sulastri dan empat lelaki” karya M.  Shoim Anwar merupakan sebuah karya yang mencerminkan kehidupan sehari-hari dalam cerita tersebut digambarkan dengan penuh imajinasi pengarang seolah-olah bercerita mengenai kehidupan sebagian masyarakat yang hidupnya tidak mengalami keadilan. Diceritakan dalam cerpen tersebut tokoh Sulastri merupakan tokoh seorang TKW yang direndahkan dan tertindas seorang wanita dikatakan lemah dan tak berdaya maka dari itu orang yang berkuasa memperlakukan dia seenaknya sendiri dan harus mau menuruti perintahnya dan tunduk padanya. tokoh Sulastri merupakan sosok wanita yang lemah ia bekerja sebagai TKW namun mendapat perlakuan yang tidak adil tokoh Sulastri telah dilontarkan oleh suaminya yang pekerjaan suaminya sehari-hari hanya menyembah berhala suami istri tidak mau memberi nafkah pada istri dan juga anak-anaknya atas perlakuan suaminya Sulastri memutuskan untuk bekerja sebagai TKW agar kebutuhan hidupnya tercukupi. Berikutnya yaitu toko Musa diceritakan musnah yang menyelamatkan Sulastri dari kejaran Firaun toko Musa mempunyai watak yang baik dan penolong sedangkan tokoh Firaun digambarkan seseorang yang mempunyai kekuasaan dan dia memiliki sikap yang egois dan tidak suka dibantah semua yang ada harus patuh dan tunduk pada perintahnya beliau merupakan raja yang kejam dan suka menindas rakyat kecil beliau tidak kenal kata ampun. 

Dalam kehidupan saat ini kita harus pandai dalam mencari suami karena suami merupakan orang terdekat yang akan memberi pengaruh pada pola pikir dan kebiasaan kita. Apalagi kalau suami tidak mau bekerja dan tidak mau memberi nafah pada istri dan anak-anak seharusnya sebagai seorang suami tentunya sdah menjadi kewajiban bekerja untuk memberi nafkah pada istri dan anak-anaknya. Diceritakan dalam cerpen yang berjudul “Sulastri dan Empat Lelaki” karya M. Shoim Anwar suami Sulastri yang tidak mau bekerja kegiatan sehari-harinya hanya menyembah berhala dan tidak memberi nafkah pada istri dan anaknya sehingga terpaksa Sulastri menggantikan peran suami dengan bekerja sebagai TKW di luar negeri ia terpaksa meinggalkan anak-anak yag ia sayangi demi mencukupi kebutuhan hidupnya. Diveritakan dalam cerpen tersebut seseorang yang memiliki kekuasaan dan harta sehingga ia menindas rakyat kecul untuk mau diperbudak dengan patut dan tunduk pada semua perintahnya. Sebagai manusia kita memiliki derajat yang sama dan  tidak boleh membeda-bedakan satu sama lain dan saling berkuasa karena di mata Allah kita sebagai manusia memiliki derajat yang sama. 

Pada cerpen Sulastri dan empat lelaki dilihat dari segi politik yaitu orang yang memiliki kekayaan dan kekuasaan bertindak dengan semaunya sendiri dan suka menindas rakyat biasa berkuasa sendiri merupakan watak seseorang yang egois arogan dalam mempengaruhi orang lain untuk melakukan tindakan yang diinginkan oleh seseorang yang memiliki kekuasaan. Dalam kehidupan sehari-hari dapat dilihat yaitu orang yang memiliki kedudukan tinggi memperlakukan rakyat yang tidak memiliki kedudukan tinggi dengan tidak adil seperti orang yang memiliki kedudukan tinggi dinilai lebih tinggi derajatnya daripada orang yang biasa. 

Pada segi sosial cerpen ini menceritakan kehidupan sebagian masyarakat yang mengenai masalah sosial banyak permasalahan rumah tangga menjadi topik utama terjadinya masalah sosial masalah sosial selalu berkaitan dengan masalah ekonomi masyarakat yang ekonominya kurang mengalami kesulitan dalam mencukupi kehidupan sehari-hari apalagi jika seorang suami yang tidak memberikan nafkah pada istri dan anaknya dan suami tidak mau bekerja maka terpaksa peran seorang suami digantikan oleh seorang istri yang bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan anak-anaknya agar tidak mengalami kekurangan di hidupnya. Tokoh Sulastri yaitu seorang ibu yang harus bekerja sampai ke luar negeri bahkan jauh dari anak-anaknya Sulastri bertekad untuk mencari nafkah agar kehidupan anak-anaknya tercukupi. 

Dari segi religi cerpen ini sama persis dengan kisah nabi Musa yang memiliki mukjizat tongkat yang bisa menyelamatkan dirinya dari kejaran raja Firaun. Dalam cerpen tersebut menggunakan nama tokoh-tokoh yang mengalami kesamaan yaitu raja Firaun yang memiliki sifat suka menindas dan berbuat semaunya sendiri beliau dikenal sebagai raja yang kejam semua orang harus patuh dan tunduk pada perintahnya. kemudian digambarkan pada suami Sulastri yang suka menyembah berhala hal itu sama persis pada masa nabi Musa sebagian besar umatnya di sana menyembah berhala termasuk raja Firaun. lalu toko Musa digambarkan sebagai seorang yang baik penolong dan mau membantu rakyat rakyatnya beliau merupakan seorang yang memiliki jiwa ksatria dan bijaksana.

Dalam cerpen yang berjudul Sulastri dan empat lelaki karya M. Shoim Anwar memiliki pesan kepada pembaca jika menjadi suami harus bekerja dan memberi nafkah pada istri dan anak-anaknya karena sudah menjadi kewajiban seorang suami bekerja untuk memberi nafkah istri dan anak-anaknya agar dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dan jika seorang suami tidak memberi nafkah pada sang istri dan anak-anaknya maka suami tersebut akan mendapat dosa karena telah menelantarkan istri dan anak-anaknya. Diceritakan pada cerpen tersebut sebagian besar seseorang yang memiliki kekuasaan harta melimpah sebaiknya berikanlah pada masyarakat sekitar yang membutuhkan dan jangan menjadi pemimpin yang kejam dan suka menindas rakyat biasa sebagai seorang raja harusnya dapat memberi contoh yang baik pada rakyatnya karena orang yang kejam atau jahat hidupnya tidak akan damai dan bahagia. Dilihat dari segi seorang ibu yang digambarkan oleh tokoh yang bernama Sulastri ia rela mencari nafkah demi mencukupi kebutuhan anak-anaknya meskipun harus bekerja sebagai TKW jauh dari rumah dan harus meninggalkan anak-anaknya hal itu dilakukan agar kebutuhan anak-anaknya tercukupi. 

Komentar